Kamis, 14 Januari 2010

Menghargai Waktu

Menghargai Waktu
Oleh : Ilham Mustafa*

Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena darinya; yaitu kesehatan dan waktu luang (HR. Al-Bukhari). Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mendapat nikmat yang di berikan oleh Allah SWT. Di antara nikmat agung yang memang sering kita remehkan dan baru kita sadari setelah kenikmatan itu sirna. Kesehatan yang Allah karuniakan kepada kita, baru kita tangisi setelah kita dirundung sakit, sebagaimana juga waktu luang seringkali baru kita sesali tatkala kita sedang dilanda kesibukan.
Islam sangat menyadari bahwa jiwa manusia tidak bisa dipaksakan untuk menggunakan waktu yang dimilikinya untuk hal-hal yang serius dan berat, tetapi islam juga tidak menyerahkan dan membebaskan sepenuhnya kepada mereka untuk menghabiskan waktu luangnya sesuai dengan selera hawa nafsu semata. Jadi, Islam tidak terlalu mengekang, tepai juga tidak membebaskan.
Allah berfirman dalam surat al-mukminun : Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main. Umar bin Khatab juga mengatakan “Bila aku menilai seseorang kemudian kulihat dia tidak berada dalam suatu kesibukan, baik yang menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat maka orang itu gugur dalam pandanganku.”
Kita harus menyadari. Bahwa semua yang kita lakukan harus bermamfaat. Kadang kita memiliki banyak waktu dan kita tidak tahu harus melakukan sesuatu kegiatan. Maka, disini kita harus menjadi orang yang bisa memilah-milah setiap pekerjaan yang dilakukan. Apakah itu bermamfaat dan tidak.

Waktu luang dan kesibukan
Waktu luang dan kesibukan adalah dua kutub yang berbeda. Namun jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari keduanya terkait. Ketika seseorang memiliki waktu luang, tentunya ia sangat membutuhkan kesibukan. Begitu juga kita seseorang sibuk maka ia sangat membutuhkan waktu luang. Bahkan ada orang yang mengatakan “andai waktu lebih dari 24 jam”
Betapa berarti dan berkesannya kehidupan yang kita lakukan jika bisa memamfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Hanya ada satu kata saja bagi orang yang tidak bisa memamfaatkan waktunya “andai”.
Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap Muslim menghargai waktu, utamanya waktu ’sekarang’, karena waktu yang selalu tersedia bagi kesempatan itu ialah ’sekarang’. ‘Sekarang’ adalah kesempatan yang terbaik.
”Apabila engkau berada pada petang hari, janganlah mengulur-ulur urusanmu sampai besok, dan apabila engkau berada di pagi hari, jangan menunda urusanmu sampai petang. Ambillah kesempatan waktu sehatmu sebelum datang sakit, dan kesempatan hidupmu sebelum matimu.” (HR Bukhari).
Dari sabda Rasulullah SAW di atas, kita dapat memahami bahwa mengulur-ulur waktu, menunda pekerjaan, dan menyia-nyiakan kesempatan sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam. Kebiasaan mengulur waktu dan menunda kerja yang dilarang Rasulullah SAW itu jika diteruskan akan membuat umat Islam tertinggal dan lemah.
Muhammad Iqbal, seorang pujangga Muslim dari Pakistan, juga sering mengungkapkan dalam puisi-puisinya agar umat Islam bangkit dan menjauhi sikap bermalas-malasan dan tidak menghargai waktu. Karena barang siapa yang berleha-leha dan bermalas-malasan, maka dia akan ‘tergilas’.
Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW mengumpamakan waktu seperti sebilah pedang. Pedang merupakan sesuatu yang berguna sekaligus berbahaya. Apabila kita tidak bisa menggunakannya, maka dia yang akan memotong kita. Sejenak saja kita terlena dengan membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa sesuatu yang berarti di dalamnya, berarti kita tidak menghargai umur yang dikaruniakan oleh Allah SWT.
Maka seharusnyalah, kita menghargai setiap waktu yang dimiliki. Dan lebih berharga lagi bila kita menggunakannya. untuk tujuan kebahagiaan bersama. Dan ingatlah waktu tidaklah menunggu siapa-siapa,dan ia akan meninggalkan kita tanpa kompromi.
“Demi waktu. sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (qs 103:1-3). Wallahua’lam.

Selasa, 06 Oktober 2009

Lulusan PhD Stanford Itu, Kini Jadi Sopir


Hidayatullah.com—Cai Mingjie tak pernah berpikir sebelumnya jika kehidupannya berbalik 180%. Maklum, pria berkacamata ini sebelumnya adalah seorang ilmuwan dengan reputasi bagus. Pendidikan terakhir PhD bidang biokimia diselesaikan dari universitas ternama, Stanford University.

Namun pria yang pernah menjadi kepala peneliti bidang genetika sel di IMCB ini pergi meninggalkan institusi bergengsi itu dan memilih menjadi sopir taksi.

"Saya dipaksa keluar dari pekerjaan riset di saat karir saya berada di puncak, dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan lain dengan alasan yang hanya bisa saya katakan sebagai "keunikan dari Singapura," ujarnya dalam sebuah situs blog miliknya.

“Akibatnya, saya mengemudi taksi untuk membuat hidup dan menulis kisah kehidupan nyata ini hanya untuk membuat pekerjaan yang membosankan sedikit lebih menarik. Saya berharap bahwa kisah-kisah yang menarik untuk Anda juga, " ujar Dr. Cai.

Berita mengenai Dr. Cai ini sangat mengejutkan masyarakat Singapura, sebuah negara yang tingkat kemajuan pendidikan dianggap tinggi dan tidak diragukan lagi.

Seorang pekerja kerah putih yang sangat terkejut mengatakan, sebelumnya ia sangat yakin bahwa gelar setingkat doktoral dan pengalaman segudang merupakan jaminan untuk memiliki pekerjaan yang mapan dan kesuksesan abadi.

"Jika ia akhirnya harus menjadi sopir taksi, maka kesempatan apa yang dimiliki orang-orang biasa seperti kami ini?" tanyanya.
Saya pernah bertemu dengan sejumlah sopir taksi yang memiliki kualifikasi tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk mereka yang dulunya adalah manajer dan insinyur.

Seorang sopir yang ceria, suatu hari mengejutkan saya karena memberikan penjelasan lengkap mengenai saham apa yang sebaiknya dibeli dan mana yang harus dihindari. Ternyata ia dulunya seorang pialang saham.

"Pada masa seperti sekarang ini, mungkin hanya bisnis taksi yang masih aktif menerima pegawai di Singapura, kata Dr. Cai.
Bagi saya, perubahan hidup Dr. Cai itu membawa Singapura ke dalam babak baru.

"Saya mungkin satu-satunya sopir taksi dengan gelar PhD dari Stanford dan memiliki pengalaman yang diakui dibidang sains..." tulis Dr. Cai dalam blog nya.

Gelar Doktoral

Kisahnya Dr. Cai ini segera menyebar di dunia maya. Kebanyakan orang Singapura menyatakan penghargaan mereka atas kemampuannya beradaptasi begitu cepat dengan kehidupan barunya. Dua orang pemuda Singapura menanyakan nomor taksinya, berkata bahwa mereka akan sangat senang sekali jika bisa berkeliling dengan taksinya dan berbincang-bincang.

"Banyak (pelajaran) yang bisa ia berikan kepada saya," kata seseorang.

Lainnya bertanya, mengapa ia tidak bisa mendapatkan pekerjaan mengajar, mengingat pengalaman ilmiahnya yang begitu mengagumkan.

Keluarnya ia dari pekerjaan lama sebenarnya lebih disebabkan karena alasan pribadi (ia dituduh membuat kekacauan oleh para pemimpin penelitian), dan bukan karena lesunya proyek bidang bioteknologi di Singapura, yang masih bisa bertahan di masa krisis ini.

Kasusnya iitu menjadikan kelemahan umum di bidang R and D (research and development) Singapura mendapat sorotan.

"Kondisi ekonomi yang buruk artinya tidak banyak perusahaan yang mampu membayar ilmuwan profesional," kata seorang peselancar dunia maya. "Gelar akademik tidak banyak membantu--sejarah membuktikan banyak orang yang bergelar PhD berburu mencari pekerjaan."

Sementara citra sopir taksi menjadi terdongkrak tinggi, tidak demikian keadaannya dengan proyek biomedika Singapura, khususnya upaya mereka untuk menumbuhkan bibit talenta peneliti baru di dalam negeri.

"Semakin banyak orang Singapura yang menjauh dari karir di bidang sains," kata seorang blogger.

Seseorang menulis, "Menurut saya, gelar PhD tidak berguna, terutama di Singapura. Itu hanya selembar sertifikat, tidak lebih."
Lainnya menambahkan, "Di Amerika Serikat keadaannya lebih parah. Banyak yang datang ke sini untuk mencari pekerjaan."

"Saya tidak ingin anak saya bertahun-tahun sekolah akhirnya hanya menjadi sopir taksi," kata seornag ibu rumah tangga yang memiliki putri remaja.

Kasus yang menimpa warga negara Singapura, yang menjalani penelitian PhD-nya di Universitas Stanford dengan subyek penelitian seputar protein pengembang itu, sebenarnya tidak unik.

Ilmuwan peneliti Amerika, Douglas Prasher, yang berhasil mengisolasi gen yang bisa menghasilkan protein bersinar hijau--dan baru saja gagal meraih penghargaan Nobel 2008, menghadapi situasi yang sama.

Prasher pindah dari sebuah lembaga penelitian ke lembaga lain ketika dana penelitiannya habis. Pada akhirnya ia berhenti menggeluti sains, dan beralih menjadi sopir antar-jemput di Alabama.

"Meskipun demikian, ia tetap rendah hati dan bahagia dan kelihatan senang dengan pekerjaan mengendarai minivan-nya," kata seorang peselancar internet.

Dengan berubahnya pasar dunia kerja yang tersedia, dan semakin banyaknya pemilik usaha yang menginginkan beberapa pekerjaan bisa dilakukan oleh satu orang dengan kontrak kerja yang singkat, maka semakin banyak orang Singapura yang mengejar gelar yang berbeda. Misalnya akuntansi dengan hukum atau komputer dengan bisnis.

Sebagian orang mulai menghindari gelar pascasarjana atau bidang-bidang ilmu khusus. Mereka lebih memilih bidang keilmuan yang lebih umum atau lintas sektor.

"Pengalaman adalah raja," itulah semboyannya sekarang. Dan orang-orang berbondong-bondong mencari tempat magang tanpa bayaran.
"Di masa datang, yang dibutuhkan adalah para lulusan dengan keterampilan yang beragam dan karir yang fleksibel, orang-orang yang bisa menyesuaikan diri dengan berbagai pekerjaan yang berbeda," kata seorang pengusaha.
Selama beberapa tahun terakhir, di mana globalisasi semakin dalam, ada ketidaksinkronan antara apa yang dipelajari oleh orang Singapura di universitas dengan karir yang dijalaninya.

Singapura mengikuti tren di dunia maju, di mana bisnis-bisnis lama bisa hilang sekejap dalam satu malam, kemudian muncul bisnis yang baru, yang menjadi masalah bagi mereka yang tidak bisa menyesuaikan diri.

Saya mengenal seorang pemuda, insinyur sipil dari universitas terkemuka di Amerika, yang menelantarkan dunia konstruksi untuk menggeluti dunia mengajar.

Seorang insinyur lainnya yang saya temui, mengurus kedai kopi ayahnya yang sangat menguntungkan. Lainnya, pengacara yang kemudian menjadi musisi atau jurnalis, dan lain sebagainya.

Kasus di mana orang-orang melakukan pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan latar belakang pendidikan mereka, semakin hari semakin banyak. Sehingga para pewawancara yang menanyai calon pegawai tidak lagi bertanya, "Mengapa seorang ilmuwan berpengalaman seperti Anda mau bekerja sebagai pegawai tingkat rendah?"

Di masa lampau orangtua pusing memikirkan bidang studi apa yang harus ditempuh oleh anaknya, akuntansi atau hukum atau teknik, bidang-bidang yang menjanjikan kesuksesan. Dan mereka akan menentukan satu bidang, dan terus mengejar dan menggelutinya hingga menjadi profesi.
Seorang dokter akan bekerja menjadi dokter, seorang ahli biologi akan bekerja di laboratorium, dan pengacara akan sibuk berdebat di pengadilan.

Dr Cai adalah pria kelahiran China yang kemudian menjadi warga negara Singapura, setelah memperoleh PhD dalam bidang biologi molekuler dari Universitas Stanford tahun 1990. Dia bergabung IMCB dua tahun kemudian dan bekerja sebagai kepala peneliti di bidang genetika sel sampai kepergiannya.

Ia dihentikan dari di Institut Molekuler dan Biologi Sel (IMCB) di ASTAR Singapore, tempat di mana dia sudah bekerja selama 16 tahundan tak dapat menjamin pekerjaan lain sampai penghentiannya bulan Mei 2008. Menjelang November 2008, dia memutuskan menjadi seorang sopir taksi.
Kini, pria dengan seambrek kurikulum vitaes dan pengalaman universitas, lembaga pemerintah dan perusahaan menjadi sopir kendaraan Toyota Crown. “Pada saat seperti ini, bisnis taksi mungkin satu-satunya usaha di Singapura yang masih aktif merekrut orang, " katanya. [di/ts/www.hidayatullah.com]

Sabtu, 23 Mei 2009

What is Palmistry

Palmistry - Membaca Nasib dengan Garis Tangan
Tahukah kamu bahwa garis tangan mencerminkan perjalanan hidup seseorang ?
Palmistry, seperti layaknya astrologi di perbintangan, adalah salah satu metode dilengkapi referensi tertentu untuk membaca nasib berdasarkan garis tangan. Sekali lagi, Anda boleh percaya atau tidak - tapi ingat selalu - serahkan semuanya kepada yg di Atas, niscaya segala sesuatunya akan diberikan yang terbaik kepada Anda.
Apa itu Palmistry ?

Palmistry adalah metode konsultasi, dengan referensi tertentu untuk membaca garis tangan. Ilmu ini sudah ada sejak 3000-tahun dan berasa dari India dan Cina. Di India dikenal dengan istilah Hast Samudrika atau Lautan Pengetahuan. Disebutkan demikian karena melalui garis tangan dapat diketahui informasi berharga berupa beberapa hal seperti keuangan, kesehatan, watak, jodoh dan lain lain.

Ilmu ini percaya bahwa beberapa garis yang ada dalam telapak tangan merupakan kondisi dari beberapa pusat otak. Itu merupakan cerminan dari pikiran bawah sadar yang membentuk garis-garis tersebut. Karena garis tersebut mewakili pikiran kita, mereka terus menerus berubah, dalam menjaga harmonitas antara pikiran dan juga sikap kita yang dinamis dan terus berubah. Artinya sikap positif yang kita miliki akan berdampak pada garis lurus yang memiliki arti baik, sedangkan pikiran negatif membuat efek sebaliknya. Maka itu banyak sekali wejangan yang beredar dalam masyarakat kita untuk terus menjaga pikiran positif, dalam arti kata sebenarnya dapat mempengaruhi jalan nasib seseorang.

Ada beberapa pola yang jelas dalam membaca garis tangan. Palmistry dapat membantu kamu dalam melihat pola ini dan dengan prediksi yang benar kamu dapat membantu diri sendiri memperbaiki nasib.

Garis Tangan Secara Umum

Garis Korset

Putus-putus, Terlalu sensitif

Garis Jelas, Terlalu emosional, dalam mengerjakan sesuatu perlu sesuatu yang merangsang dan variatif

Tidak ada garis, Kepribadian yang tenang.

Pendek, Berempati terhadap perasaan orang lain

Memotong garis nasib dan garis matahari, memiliki bakat khusus

Berakhir pada bukit Merkuri, Mempunyai tenaga yang besar namun cenderung berlebihan

Menelusuri sisi tangan, penakut.

2. Bima Sakti

Melengkung, Membenci dirinya sendiri

Lurus, Tidak setia dan kurang menyukai stabilitas

Lurus dan panjang, Pandai berargumen dengan moralitas yang meragukan

Melengkung dan berawal di dalam bukit Venus, Menanggapi segala hal berlebihan dan dapat menjadi ekstrem.

Garis cabang Bersilang dengan garis matahari, Kerugian keuangan sebagai akibat suatu hubungan (misal penyelesaian perceraian yang mahal) jika garis itu bersilang. Berbakat menjadi orang yang kaya jika garis-garis tesebut tidak bersilang.

3. Gelang

Lebih dari 1 garis dan jelas, Kehidupan yang sehat, sejahtera, berumur panjang dan damai.

Bagian atas melengkung ke dalam telapak tangan, Dapat mengalami kesulitan ketika melahirkan.

Garis dari bagian atas ke arah bukit Merkuri, Kekayaan mendadak.

Garis dari bagian atas ke arah bukit Jupiter, Perjalanan yang panjang dan menguntungkan.

4. Garis Kesehatan

Putus-putus, Stamina kurang

Tidak ada garis, Keadaan fisik yang kuat dan sehat

Sangat Jelas, Daya tahan tubuh rendah

Bergelombang, Masalah pencernaan

Menyentuh garis kehidupan, Berbahaya, perlu perawatan kesehatan ekstra pada saat itu.

5. Garis Kehidupan Dakhil/Mars

Jelas, memiliki daya tahan tinggi jika terserang penyakit atau musibah.

6. Garis Perkawinan

Kabur, mengindikasikan hubungan yang dimiliki tidak terlalu akrab.

Terlihat jelas, Hubungan yang akrab. Jumlah garis dianggap mengindikasikan jumlah hubungan.

Terputus, Perceraian atau perpisahan

Panjang dan lurus, Hubungan yang lama dan bahagia

Garis terputus namun menyambung, Berkumpul kembali setelah berpisah.

Dua Garis, Hubungan dengan dua orang pada saat bersamaan, kedalaman relatif dari hubungan ini diindikasikan dengan kuatnya garis.

Melengkung jelas ke atas, Tidak menikah.

Melengkung ke atas berpotongan dengan garis matahari, Perkawinan tidak bahagia. Jika tidak berpotongan, dapat menikah dengan orang terkenal atau kaya.

Melengkung ke bawah, Berusia lebih panjang dari pasangan

Diakhiri bentuk cabang, Perceraian atau perpisahan

Terpotong korset, Perkawinan yang tidak bahagia

Diawali bentuk cabang, Penundaan atau frustasi pada awal hubungan.

7. Garis Anak

Jumlah garis dianggap mengindikasikan jumlah anak; garis yang lebih jelas menunjukkan anak laki-laki sedangkan yang lebih lemah anak wanita

Percaya atau tidak..............?
sumer : www.gemintang.com

Jumat, 10 April 2009

Ngetik Arab secara online...MAU.....!

Bagi teman-teman yang sering menulis arab mungkin bisa terbantu dengan web sederhana miliknya Abu Aqil al-Atsy ini. Di situ kita tidak perlu menggunakan keyboard untuk menulis arab. Tinggal kita klik aja pakai mouse huruf-huruf yang sudah terlihat pada layar monitor. Huruf-huruf arabnya pun terlihat jelas. dan bagi yang ingin melihat kamus bahasa arab scara online kunjungi juga situs http://kamus.javakedaton.com/...
selamat menikmati... الهام مصطفي

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More